Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang unik dan kompleks. Manusia dibekali dengan kemampuan untuk merasakan emosi terhadap apa yang dialami. Terkadang manusia merasakan emosi negatif seperti sedih dan marah atau emosi positif seperti bahagia dalam menjalani kehiudpan sehari-hari. Pada kali ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai bahagia.
Pasti manusia pernah merasakan bahagia, bahkan ada juga yang mengejar kebahagian. Menurut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kebahagian merupakan keaadaan atau perasaan senang tentram (bebas dari segala macam yang menyusahkan). Berarti berdasarkan pengertian tersebut kebahagiaan ini mengacu pada suatu keadaan yang mampu menentramkan manusia. Sementara itu, dalam Al-Qur’an terdapat empat kata yang berhubungan dengan kebahagiaan yaitu sa’id (bahagia), falah (beruntung), najat (selamat), dan najah (berhasil). Sa’id mengandung makna anugerah Allah SWT setelah terlebih dahulu mengarungi kesulitan. Sedangkan falah yaitu menemukan apa yang dicari. Arti dari najat yaitu kebahagiaan yang dirasakan berupa terbebas dari ancaman yang menakutkan dan makna najah yaitu suatu perasaan terhadap hal yang diinginkan mampu terpenuhi.
Menurut Nurcholis Masjid (Hamim, 2016), ketika membahas kebahagiaan tidak terlepas juga bahasan mengenai kesengsaraan. Islam mengajarkan kebahagiaan dan kesengsaraan jasmani-ruhani. Dalam Islam dianjurkan untuk mencari kebahagiaan di akhirat, tetapi juga tetap tidak melupakan kehidupan di dunianya. Sehingga bisa dikatakan mencari kebahagiaan itu harus seimbang antara mencari kebahagiaan dunia dan akhirat.
Kebahagiaan walaupun anugerah dari Allah SWT tetapi perlu untuk diikhtiarkan juga. Menurut Seligman (Sarmadi, 2018) menyatakan terdapat lima cara untuk mendapatkan kebahagiaan yaitu:
- Menjalin Hubungan Positif dengan Orang Lain
Semua keberhasilan hidup menurut John Maxwel (Sarmadi, 2018) berasal dari memulai hubungan yang erat dengan orang yang tepat. Bisa dikatakan dengan menjalin hubungan yang baik maka kebahagiaan akan tercapai. Dalam menjalin hubungan dengan orang lain ini perlu ketrampilan yang dimiliki. Cara-cara untuk menjalin hubungan yang baik diantaranya :
- Berikan mereka perhatian
- Kenali mereka lebih jauh
- Tidak mengambil keuntungan dari orang lain
- Meminta bantuan
- Menjaga perasaan orang lain
- Jangan mementingkan diri sendiri
- Menjadi pendengar yang baik
- Jangan anggap remeh nilai yang dimiliki oleh seseorang
- Membuat orang lain merasa penting
- Menghindari perdebatan
- Keterlibatan Penuh
Melibatkan secara penuh dalam setiap aktivitas yang dilakukan mampu memberikan kebahagiaan. Keterlibatan penuh membutuhkan partisipasi aktif dari tidak hanya sekedar fisik melainkan juga hati dan pikiran.
- Temukan makna dalam keseharian
Benjamin Franklin (Sarmadi, 2018) menyatakan bahwa kebahagiaan itu diperoleh dari keseharian yang kita lakukan. Menikmati setiap pekerjaan yang dilakukan mampu menimbulkan kebahagiaan pada diri sendiri. Dengan mengagumi keagungan Allah lewat ciptaan-Nya mampu membuat hidup menjadi bermakna.
- Optimis, namun tetap realistis
Berbagai penelitian menyebutkan optimis dan kebahagiaan memiliki hubungan yang positif. Orang yang optimis tidak mudah merasakan kecemasan karena orang optimis menjalani hidup penuh dengan harapan. Optimisme mampu menimbulkan perasaan lebih ringan dalam menjalani hidup. Sehingga sekali lagi dengan memiliki perasaan optimis akan mewujudkan kebahagiaan dalam diri.
- Menjadi pribadi yang resilien
Orang yang berbahagia pasti pernah merasakan penderitaan. Kebahagiaan tidak bergantung pada seberapa banyak peristiwa yang menyenangkan terjadi, melainkan pada sifat resilien yang kita miliki. Resilien merupakan kemampuan pada manusia untuk segera bangkit kembali dari peristiwa yang pahit dalam hidup. Setiap orang pasti memiliki yang tidak menyenangkan, sikap yang perlu ditunjukkan yaitu bangkit setelah peristiwa itu terjadi karena tidak ada badai yang tidak berlalu.
Selain kelima cara untuk mendapatkan kebahagiaan menurut Seligman, dalam Islam juga terdapat cara-cara untuk mendapatkan kebahagiaan, yaitu:
- Yakinkan dalam hati bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan
Sering kali manusia merasa kebingungan, frustasi, dan sedih ketika menghadapi kejadian yang sulit. Hal itu, kadang membuat seseorang ingin untuk menyerah. Upaya untuk mampu merasa bahagia diperlukan adanya keyakinan dalam diri bahwa Allah tidak menurunkan kesulitan kecuali disertai dengan kemudahan. Sebagaimana Firman Allah dalam Qur’an Surat Al Insyirah ayat 5-6 yang artinya“….Sungguh bersama kesulitan selalu ada kemudahan. Bersama kesulitan benar-benar selalu ada kemudahan.”
- Bersyukur, ridha dan tawakal terhadap segala musibah
Mengeluh tentu tidak menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manusia justru mampu berakibat buruk terhadap tubuh manusia. Saat musibah datang, yang perlu dilakukan yaitu menata jiwa dan pikiran dengan rasa syukur. Hal ini, mampu memunculkan kebahagiaan dalam diri sendiri ketika dilanda musibah. Allah berfirman dalam surat At Taubah ayat 51 yang artinya, “Apa yang menimpa kami ini telah Allah gariskan. Dialah pelindung kami. Hanya Allah semata semestinya orang-orang mukmin itu bertawakal.”
- Memaafkan orang lain jika melakukan kesalahan
Menurut Al Qur’an obat terbaik untuk menyembuhkan hati yaitu tidak membalas dendam, menahan diri kemudian memaafkan. Hidup akan lebih bahagia ketika kita mampu memaafkan kesalahan orang lain.
- Menjauhi buruk sangka
Berburuk sangka mampu menyebabkan munculnya emosi negatif dalam diri yang menimbulkan penderitaan. Emosi negatif tersebut seperti marah dan cemas. Allah berfirman dalam Al Qur’an Surat Al-Fath ayat 12 yang artinya, “Setan telah menghias prasangka itu di hati kalian. Kalian telah berprasangka buruk. Maka jadilah kalian kaum yang menderita.”
- Menjauhi kebiasaan marah-marah
Emosi marah mampu memberikan dampak terhadap kesehatan fisik dan pikiran yang menjadi stress. Marah yang berkepanjangan mampu menimbulkan kebencian serta dendam terhadap seseorang. Munculnya dendam dan kebencian tersebut mampu menimbulkan ketidakbahagiaan pada seseorang. Ketika ketidakbahagiaan tersebut berlarut-larut maka akan menimbulkan berbagai penyakit baik fisik ataupun psikis.
- Zuhud dan Qana’ah
Banyaknya keinginan yang tidak realistis yang gagal dicapai mampu menyebabkan seorang menjadi stress. Perlu sekali untuk melakukan zuhud dan qana’ah. Zuhud merupakan sikap untuk mencintai akhirat, sedangkan qana’ah merupakan perasaan merasa cukup atas segala yang dimiliki. Mulailah untuk mengurangi keinginan memiliki segalanya dan mulailah bersikap zuhud dan qana’ah dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan penjelasan di atas tentu kita sudah mengetahui bagaimana mewujudkan kebahagiaan dalam diri. Kebahagiaan itu merupakan suatu hal yang penting sehingga kita mengupayakan untuk mendapatkan kebahagiaan tersebut. Meskipun, masalah itu menghadang tetapi ingat bahwa setelah ada masalah pasti ada jalan keluarnya. Be happy don’t be sad.
Referensi
Hamim, Khairul. (2016). Kebahagiaan dalam Perspektif Al-Qur’an dan Filsafat. Jurnal Tasamuh, 13(2), 127-149.
Sarmadi, Sunedi. 2018. Psikologi Positif. Yogyarta:Titah Surga.