Fenomena Panic Buying

Pandemi sudah berjalan lebih dari setahun, semua lini kehidupan merasakan dampak dari adanya pandemi ini. Mari kita flashback kejadian-kejadian yang terjadi selama pandemi ini. Dari sekolah secara daring, banyaknya influencer yang menggalang dana, pembatasan untuk keluar rumah sampai adanya kelangkaan masker, handsanitaizer bahkan “susu beruang”. Kelangkaan tersebut disebabkan karena adanya perilaku panic buying, lantas apa itu panic buying?

Panic buying adalah suatu perilaku konsumen berupa tindakan membeli produk dalam jumlah yang besar guna menghindari adanya kelangkaan di masa depan. Tindakan panic buying ini mampu menimbulkan kelangkaan barang karena adanya perbedaan yang sigifikan antara permintaan dan penawaran sehingga yang terjadi barang akan naik karena adanya kelangkaan. Mengapa fenomena tersebut dapat terjadi?

  1. Ketakutan dan kecemasan

Ketakutan dan kecemasan ini mampu menimbulkan respon fight or flight. Panic buying sebagai bentuk respon alamiah untuk bertahan hidup pada masa pandemi ini pada sebagain orang. Terkadang memang usaha untuk bertahan hidup ini mampu membuat orang menjadi berpikir dangkal sehingga akan bertindak impulsif sehingga muncullah perilaku panic buying.

  1. Stress

Sebuah studi longitudinal menyatakan bahwa respon stress akan meningkat saat ada suatu kejadian yang mengancam kesehatan fisik dan mental. Respon stress mampu menimbulkan perilaku tidak rasional dalam menghadapi suatu kejadian yang aktual salah satunya munculnya fenomena panic buying. Individu akan memborong seperti vitamin, masker, handsanitaizer atau obat-obatan. Padahal hal tersebut mampu menimbulkan kelangkaan dan tidak akan menyelesaikan pandemi bukan?

  1. Peran paparan media

Informasi yang beradar saat pandemi terutama pada awal pandemi banyak sekali berseliweran berita palsu atau berita yang dilebih-lebihkan. Hal ini tentu saja mampu menimbulkan kepanikan pada masyarakat. Kepanikan inilah yang mampu menimbulkan perilaku panic buying. Tentu kita perlu memilah dan memilih informasi yang benar dan merespon akan hal tersebut tidak secara impulsif sehingga tidak akan menimbulkan perilaku panic buying.

Ternyata panic buying disebabkan berbagai faktor yang melatar belakanginya. Oleh sebab itu berikut ini ada tips untuk menghindari perilaku tersebut, yaitu:

  1. Berpikir rasional

Tentu pemerintah tidak akan membiarkan masyarakatnya menjadi ricuh akibat kelangkaan barang yang ada. Pemerintah pasti memiliki rencana untuk menghadapi pandemi ini bukan? Dengan berpikir seperti itu maka membuat kita menjadi membeli barang secukupnya saja, mampu menguasai diri dengan baik dan tidak panik.

  1. Memilah informasi yang beredar

Banyak sekali informasi yang beredar yang belum terbukti akan keabsahannya. Pilihlah informasi yang benar-benar sudah kredibel dari kanal-kanal yang sudah terpercaya sehingga akan menenangkan diri dan tidak bertindak secara impulsif.

  1. Mengingat sesama

Saat kita memborong masker, handsanitaizer, bahan pokok, mi instan secara berlebihan maka akan mengurangi stok barang-barang tersebut. Padahal barang-barang tersebut juga dibutuhkan oleh orang lain. Kita perlu meredam keegoisan karena barang—barang tersebut jika dibutuhkan oleh orang lain dengan mengingat bahwa sekita kita juga membutuhkan barang tersebut. Dengan membeli secukupnya maka mampu meminimaslisir terjadinya panic buying.

Memang pandemi ini memberikan dampak pada semua lini kehidupan termasuk pada kehidupan sosial kita. Kita perlu untuk selalu tenang bukan dalam menghadapi pandemi ini agar penanganan berjalan dengan baik dan pandemi bisa segera teratasi. Panic buying bukan suatu solusi yang tepat karena yang ada mampu menimbulkan kepanikan serta merugikan diri sendiri dan orang lain.

 

Referensi

Shadiqi, Muhammad Abdan & dkk. (2021). Panic Buying pada Pandemi Covid-19: Telaah Literatur dari Perspektif Psikologi. Jurnal Psikologi Sosial, 19(2), 131-141.

https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3637484/perlukah-panic-buying-saat-wabah-virus-corona

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top