High Level of Well-being: Flourishing at work

Halo sobat Meta!

Pernah dengar istilah flourishing? Yuk kita simak apa itu flourishing?

Flourishing berasal dari kata “flourish” dari bahasa latin “flor” yang berarti flower (bunga) dan dari bahasa Indo-European “Bhlo” yang berarti blooming (berkembang). Makna flourishing secara sederhana yaitu manusia yang mampu tumbuh layaknya bunga yang berkembang. Menurut Martin Seligman (2002), flourishing yaitu kondisi dimana seseorang berkembang secara optimal dan berfungsi penuh. Flourishing (Efendy, 2016) berasal dari kombinasi perasaan baik (good feeling) dan berfungsi secara efektif. Flourishing dianggap sebagai level kesejahteraan mental yang tinggi.

Martin Seligman (2002) menjelaskan lima dasar (PERMA) untuk mencapai flourishing sebagai high level of well-being:

  1. Positive emotions
  2. Engagement
  3. Relationship
  4. Meaning
  5. Accomplishment

 

https://discoveryinaction.com.au/wellbeing-and-the-perma-model/

Lalu bagaimana penerapan flourishing dalam pekerjaan?

Seingkai beban pekerjaan membuat kita menjadi lelah secara fisik maupun mental. Bahkan sebagian orang merasa stres dengan tuntutan beban pekerjaan. Hal ini akan memengaruhi kinerja kita yang berdampak pada produktivitas perusahaan atau organisasi. Nah, penting banget nih buat kita untuk menerapkan flourishing. Flourishing terjadi ketika seseorang merasakan bahagia dan terlibat penuh dalam pekerjaanya. Flourishing di dunia kerja dipengaruhi oleh motivasi, kepuasan kerja karyawan, komitmen yang dimiliki karyawan, dan lingkungan kerjanya.

Bagaimana cara untuk mencapai flourishing?

  1. Bentuk ikatan emosi positif seperti lingkup kerja yang ceria dan menyenangkan, hal ini bisa memperluas kesadaran dan kognisi ketika bekerja.
  2. Ajak dirimu untuk menghadirkan diri secara utuh baik pikiran, fisik, dan perasaan dalam bekerja sehingga output yang dihasilkan akan maksimal dan bermakna.
  3. Bentuk sebuah hubungan yang positif dan saling membangun antara karyawan dengan keluarganya, rekan kerjanya, serta atasannya.
  4. Meningkatkan kesadaran diri agar dapat memaknai hidup lebih baik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat dikerjakan dengan penuh dedikasi dan manfaat.
  5. Mengajak karyawan untuk menentukan setting goals dalam pekerjaaan, karena dengan tujuan pekerjaan yang tercapai akan menumbuhkan rasa pengembangan diri.
  6. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan memperhatikan kesejahteraan para karyawan.

Referensi:

Abdul Rahma Shaleh, d. (2020). Bahagia dan Bermakna. Serang: CV. AA. RIZKY.

Rosa, E. M., Fauzan, A., Makiyah, S. N., & Astuti, R. J. (2020). Sosialisasi & Assesment Tingkat Flourishing Dosen di Lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (UMY & UMP). Prosiding Semnas PPM , (pp. 879-883). Yogyakarta.

Sekarini, A., Hidayah, N., & Hidayah, E. N. (2020). Konsep Dasar Flourishing dalam Psikologi Positif. Psycho Idea, 18(2), 124-134.

Wangi, E. N., Fahmi, I., & Lutfani, S. M. (2021). Peran Komitmen Organisasi terhadap Kesejahteraan Karyawan Perguruan Tinggi Islam di Bandung. Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 8(2), 271-284.

Redaksi: Elisa Fitrotul Mutoharoh

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top