Mengatasi Post Holiday Syndrome

Liburan telah usai, siap kembali ke rutinitas? 

Setelah lama berlibur, bangun siang hari, melakukan hal-hal yang santai, kembali bekerja mungkin akan sedikit mengejutkan.

Sakit kepala, sulit tidur, gelisah, kenaikan atau penurunan berat badan, mudah lelah, dan emosi tidak stabil. Apakah anda mengalami hal-hal di atas pada saat setelah liburan usai? 

Nah, gejala-gejala tersebut merupakan gejala post holiday syndrome yang mirip dengan gejala pada depresi “reguler”. Secara umum, depresi yang berkaitan dengan liburan hanya berlangsung pendek, seperti hanya berlangsung beberapa minggu. Namun, bagi sebagian orang, ini bisa bertahan lama dan luar biasa: dalam kasus-kasus ini, kelompok-kelompok konseling dan dukungan dapat sangat membantu.

Bagaimana ya mengatasi post holiday syndrome? Ada beberapa cara yang dapat dilakukan sendiri, seperti:

1. Merefleksikan masa-masa indah yang dialami selama liburan. Meluangkan waktu untuk mengingat hal-hal menyenangkan yang terjadi selama musim liburan dapat membantu lebih rileks

2. Beristirahat: segalanya selalu terlihat lebih buruk ketika anda lelah. Luangkan waktu untuk bersantai dan melakukan sesuatu untuk diri sendiri: misalnya membaca buku yang ingin anda selesaikan, menonton satu atau dua film. Menikmati me time dapat memberi perspektif yang lebih cerah.

3. Mulai rencanakan liburan anda berikutnya atau apa yang akan anda lakukan di akhir pekan liburan panjang berikutnya. Bahkan sesuatu yang sederhana seperti merencanakan makan malam dengan teman-teman selama akhir pekan itu dapat membantu memfokuskan kembali pikiran dari liburan.

4. Kembali ke rutinitas sehari-hari secara bertahap dan jika mungkin, istirahat beberapa hari sebelum kembali bekerja dan jangan berlebihan pada minggu pertama: berhenti ketika merasa cemas dan mengambil cuti beberapa hari bila memungkinkan.

5. Berjalan-jalan santai dan menambahkan program olahraga harian dapat membantu individu merasa lebih baik karena seperti kita ketahui, kegiatan ini meningkatkan produksi anti-depresi alami seperti endorfin.

6. Makanan sangat penting dalam mengurangi efek post holiday sindrom, terutama penyakit usus seperti sindrom iritasi usus, juga sembelit karena pola makan yang buruk dan tidak seimbang yang dilakukan pada hari libur: perlu mengurangi kopi, gorengan, dan makanan pedas. Dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi buah di luar makanan. Dianjurkan juga untuk makan dengan porsi kecil sepanjang hari berdasarkan bahan-bahan sederhana dan mengkonsumsi makanan yang matang, juga jangan lupa untuk banyak minum air putih. Makanan yang dianjurkan ialah seperti buah dan sayuran, daging tanpa lemak dan ikan. Asam lemak omega-3, yang ditemukan pada ikan berlemak (contohnya ikan mackerel, tuna, ikan sarden) juga dalam produk biji-bijian, kacang-kacangan dan polong-polongan, adalah sumber antioksidan karena mereka mencegah kerusakan akibat radikal bebas dan mereka memiliki efek trofik pada sistem saraf pusat, membantu meningkatkan kualitas tidur, suasana hati, memori dan kapasitas untuk berkonsentrasi.

Liburan usai, semangat beraktifitas kembali semoga tetap terjaga yaa, apalagi ternyata sampai akhir tahun nanti katanya tidak ada tanggal merah di hari kerja. Semangat!!!

Source:

Scarpetta, A. (2013). Post-vacation syndrome? Diunduh dari http://investomagazine.com/2013/09/disturbi-da-rientro/?lang=en

https://centerforanxietydisorders.com/post-holiday-blues/

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top