Puasa dibulan ramadhan merupakan salah satu rukun islam bagi umat muslim di seluruh dunia sebagai salah satu bentuk mentaati perintah Allah SWT. Ketika Tuhan memerintahkan suatu tentu memiliki manfaat baik bagi umatnya, salah satunya yaitu puasa di bulan Ramadhan. Selain bermanfaat bagi kesehatan fisik, rupanya puasa memiliki manfaat bagi kematangan mental dan jiwa. Keutamaan tersebut merupakan buah dari puasa yang menuntut pelakunya untuk selalu sabar dan cenderung menghindari hal-hal yang negatif. Menurut Prof. Abdul Mujib, puasa berasal dari kata shoum, artinya pengendalian diri. Maka orang yang puasa adalah orang yang mampu mengendalikan diri dari hal-hal negatif serta hal-hal yang dilarang dalam puasa. Buah dari sabar dan menghindari hal-hal negatif tersebut adalah mereka yang berpuasa akan berlomba-lomba untuk melakukan perbuatan positif.
Sebagian besar orang menilai puasa hanya sebagai bagian dari kewajiban agama namun hanya sedikit yang tahu manfaat puasa ramadhan bagi kesehatan fisik maupun jiwa. Puasa adalah hal yang baik, jika diimplementasikan dengan benar. Melalui puasa tubuh kita melakukan proses pembersihan racun dari dalam tubuh, mengurangi gula darah dan juga lemak dalam tubuh. Melalui puasa juga pola makan diatur, karena dari kebiasaan makan yang sehat akan meningkatkan kekebalan tubuh.
Berikut beberapa manfaat dari puasa bagi kesehatan mental dan fisik sebegai berikut :
- Puasa mematangkan kecerdasan emosi : Dengan melakukan puasa selain sebagai ibadah pada perintah Tuhan ternyata juga mampu meningkatkan kecerdasan emosional. Hal ini merupakan hasil dari sifat sabar. Mereka yang sabar saat berpuasa akan membentuk karakter yang pandai memanajemen atau mengontrol diri. Selain itu keadaan psikologis yang tenang, teduh dan tidak dipenuhi rasa amarah saat puasa ternyata dapat menurunkan adrenalin. Saat marah terjadi peningkatan jumlah adrenalin sebesar 20-30 kali lipat. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pebuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah terial dan menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak jantung. Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol dari lemak protein berkepadatan rendah. Berbagai hal tersebut ternyata dapat meningkatkan resiko penyakit pembuluh darah, jantung dan otak seperti jantung koroner, stroke dan lainnya, sehingga selain memberi dampak positif untuk kesehatan mental dan jiwa juga terbukti memberi dampak positif pada kesehatan fisik.
- Ilmuwan psikiater Dr. E.A. Moras, mengatakan bahwa seorang pasien wanitanya telah menderita sakit mental selama lebih dari delapan bulan. Wanita itu telah berobat kesana-kemari termasuk ke para ahli saraf dengan hasil kurang memuaskan. Ia memintanya untuk berpuasa. Wanita itu mengalami perbaikan kondisi mental, dan bahkan dinyatakan sembuh setelah berpuasa selama lima minggu. Di dalam otak kita, ada sel yang disebut dengan “neuroglial cells”. Fungsinya adalah sebagai pembersih dan penyehat otak. Saat berpuasa, sel-sel neuron yang mati atau sakit, akan “dimakan” oleh sel-sel neuroglial ini.
- Meningkatkan ketajaman dalam berpikir : Pikiran kita yang melambat ketika lapar, ternyata menjadi lebih tajam. Secara instingtif, bukti ilmiah ini bisa diterima terkait dengan fakta bahwa dalam banyak hal, masalah lapar adalah masalah kelanjutan hidup. Jadi wajar saja, jika rasa lapar membuat pikiran semakin tajam dan kreatif. Sekelompok mahasiswa di University of Chicago diminta berpuasa selama tujuh hari. Selama masa itu, terbukti bahwa kewaspadaan mental mereka meningkat dan progres mereka dalam berbagai penugasan kampus mendapat nilai “remarkable”.
- Meningkatkan kinerja otak : Sebuah tulisan penelitian yang dilakukan Dr. Ratey, seorang psikiaters dari Harvard, mengungkapkan bahwa pengaturan dan pembatasan asupan kalori akan meningkatkan kinerja otak. Dr. Ratey melakukan penelitian terhadap mereka yang berpuasa dan memantau otak mereka dengan alat yang disebut “functional Magnetic Resonance Imaging” (fMRI). Hasil pemantauan itu menyimpulkan bahwa setiap individu obyek menunjukkan aktivitas “motor cortex” yang meningkat secara konsisten dan signifikan.
- Melindungi otak dari penyakit : Ilmuwan di bidang neurologi yang bernama Mark Mattson, Ph.D., seorang kepala laboratorium neuroscience di NIH’s National Institute on Aging. Dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa diet yang tepat seperti berpuasa, secara signifikan bisa melindungi otak dari penyakit de-generatif seperti Alzheimer atau Parkinson. Hasil penelitiannya menunjukkan, bahwa diet dengan membatasi masukan kalori 30% sampai 50% dari tingkat normal, berdampak pada menurunnya denyut jantung dan tekanan darah, dan sekaligus peremajaan sel-sel otak.
- Puasa membuat hati dan pikiran menjadi tenang : Terdapat makna spiritual intens ketika seseorang menjalankan ibadah puasa Ramadan. Pada bulan penuh berkah ini umat muslim berlatih untuk menjadi dermawan dan murah hati dengan rajin beramal, mengajak orang lain untuk berbuka puasa, meningkatkan intensitas ibadah, berdoa, dan pengendalian diri untuk berlaku sopan santun. Semua kebiasaan ini membangun perasaan damai, ketenangan dan kepuasan diri.
- Menjaga kesehatan usus : Ahli gizi Claire Mahy mengatakan, puasa memungkinkan usus untuk membersihkan dan memperkuat lapisannya. Ini juga merangsang proses yang disebut autofagi, yakni ketika sel membersihkan diri dan menghilangkan partikel yang rusak dan berbahaya. Selain itu para ilmuwan juga mempelajari hubungan antara diet, kesehatan usus, dan kesehatan mental, Michael Mosley penulis buku The Fast Diet mengatakan puasa ini bisa menyebabkan pelepasan BDNF (brain-derived neurotrophic factor atau faktor neurotopik yang diturunkan dari otak) yang berada di otak. Hal ini telah terbukti melindungi sel-sel otak dan dapat mengurangi depresi, kecemasan, serta risiko mengembangkan demensia.
- Melindungi dari penyakit jantung : Pada pelitian terbaru menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar apobetta, menaikkan kadar apoalfa1 dibandingkan sebelum puasa. Kondisi tersebut dapat menjauhkan serangan penyakit jantung dan pembuluh darah.
- Membersihkan racun (detokstifikasi) : Makanan olahan yang dikonsumsi setiap hari tentu mengandung banyak zat tambahan, dan zat ini bisa menjadi racun dalam tubuh apabila tidak sering dikeluarkan. Proses penyaringan melalui organ hati saja tidak cukup, harus ada upaya lain yang dilakukan agar tubuh benar-benar bersih dari racun yang biasanya menjadi penyebab utama timbulnya bibit-bibit penyakit yang lebih serius nantinya. Sebagian besar racun dalam tubuh tersimpan dalam lemak. Lemak dibakar pada saat puasa, terutama bila sudah lama. Adapun organ-organ yang terlibat dalam proses pelepasan racun (detoksifikasi) diantaranya adalah Hati, ginjal dan organ tubuh lainnya. Dalam beberapa kasus bahkan dapat menimbulkan Advanced Glycation End-products (AGEs). Advanced Glycation End-products (AGEs) adalah senyawa berbahaya yang terbentuk ketika tubuh memilki kelebihan protein dan gula yang kemudian saling berikatan. AGEs dapat muncul dari beberapa hal seperti gaya hidup (life style) dan kebiasaan seseorang. Makanan yang dikonsumsi, jumlah tidur yang kurang, stres berlebihan, dan jarang berolahraga dapat menjadi penyebab dari pertumbuhan tingkat AGEs Anda. Bahkan merokok pun berkontribusi terhadap pembentukan AGEs.
Maka dari itu aktivitas berpuasa memiliki banyak manfaat bagi kelangsungan hidup manusia yang menjalaninya, baik secara fisik maupun secara mental dan kejiwaan. Jadi momen puasa di bulan Ramadhan tidak hanya sebagai momen ibadah namun juga kesempatan dalam merawat fisik dan jiwa kita, oleh karena itu tetaplah semangat saat menjalani puasa di bulan Ramadhan ini.