Pentingnya Melatih Kemandirian Pada Anak

Pendidikan anak merupakan pendidikan yang paling mendasar dalam proses perkembangan anak. Mendidik anak sejak usia dini merupakan waktu yang kondusif untuk menumbuhkembangkan serta mengajarkan berbagai potensi dasar anak salah satunya adalah melatih sikap kemandirian anak. Kemandirian merupakan suatu sikap yang diperoleh melalui proses yang dialami seseorang dalam perkembangannya. Dalam proses menuju kemandirian, individu belajar menghadapi berbagai situasi di lingkungannya sampai ia berpikir serta mengambil tindakan yang tepat dalam menghadapi setiap situasi.

Kemandirian dalam sudut pandang psikologi, dapat diartikan sebagai keadaan individu dalam kehidupannya yang mampu memutuskan dan mengerjakan seseuatu tanpa bantuan orang lain. Stein dan Book menyatakan bahwa kemandirian merupakan kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berpikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung pada orang lain secara emosional. kemandirian merupakan kemampuan yang penting dalam hidup individu yang perlu dilatih sejak dini. Kemandirian pada anak merupakan kemampuan anak untuk melakukan aktivitas atau tugas harian secara sendiri atau dengan sedikit bimbimngan, sesuai dengan tahap perkembangan dan kemampuan anak.

Ada beberapa aspek dalam membentuk kemandirian anak. Pertama, kemandirian fisik, yaitu anak dapat melakukan hal-hal sederhana dalam merawat dirinya tanpa bantuan orang lain. Seperti anak dapat makan, minum, buang air sendiri. Kedua, kemandirian emosional, yaitu ketika anak dapat mengatasi perasaannya sendiri. Misalnya anak mampu mengatasi perasaan negatif seperti sedih atau takut serta merasa aman dan nyaman dengan dirinya sendiri tanpa harus didampingi orang lain. Ketiga, kemampuan sosial, yaitu ditandai dengan anak dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. Misalnya anak dapat bergantian ketika bermain, mampu berinteraksi dengan teman sebayanya maupun orang dewasa.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemandirian anak. Pertama, inteligensi, anak yang memiliki inteligensi yang tinggi akan lebih cepat berpikir sehingga secara cepat mampu mengambil keputusan untuk bertindak. Sehingga semakin tinggi intelegensi seorang anak maka semakin tinggi pula tingkat kemandiriannya. Kedua, pola asuh, dukungan orang tua dan keluarga disekitar anak diperlukan dalam membentuk kemandirian anak. Respon dari lingkungan sekitarnya sangat diperlukan bagi anak untuk setiap perilaku yang telah dilakukannya. Ketiga, sosial-budaya, niilai dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk kepribadian anak, termasuk pula dalam hal kemandiriannya. Keempat, sosial-ekonomi, keadaan sosial ekonomi yang memadai dengan pola pendidikan dan ingkungan yang baik akan mendukung perkembangan anak menjadi mandiri.

Lalu bagaimana caranya melatih anak-anak agar menjadi seseorang yang mandiri? Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam aktivitas anak; 1) Mendorong anak untuk memilih mainannya sendiri serta membereskan mainannya sendiri, 2) Mengizinkan anak untuk memilih pakaiannya sendiri dan memakai pakaiannya dengan sedikit bantuan dari orang tua, 4) Pada saat makan, orang tua memberikan keyakinan kepada anak bahwa mereka tidak perlu menunggu untuk disuapi, 5) Memuji anak ketika mreka sudah mencoba untuk menjadi mandiri. Untuk melatih kemandirian anak, selain menyediakan kesempatan yang sesuai dengan umur anak (menyelesaikan tugas sendiri, membuat keputusan) juga perlu menyediakan bantuan hanya jika mereka meminta.

Sejak usia dini, anak sudah memiliki kemampuan untuk mengembangkan kemandirian. Sehingga orang tua seharusnya memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemandiriannya dengan mecoba keterampilan-keterampilan baru. Seperti memberi kesempatan anak untuk memilih dan membereskan mainannya, memilih baju sendiri, makan tanpa disuapi dan hal-hal kecil lainnya. Perasaan berhasil dalam melakukan sesuatu pada akhirnya akan memunculkan rasa senang dan percaya diri, sehingga anak tidak takut mencoba keterampilan baru lainnya. Dapat disimpulkan bahwa melatih kemandirian pada anak sejak dini sangat penting, karena ketika beranjak dewasa anak sudah siap menghadapi segala macam situasi yang ia temui.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top