Ada yang memiliki anak lebih dari satu? Setelah membahas tentang pola asuh yang menjelaskan hubungan orangtua-anak, kali ini kita membahas hubungan antara anak-anak.
Sibling rivalry bisa diartikan sebagai kompetisi antar saudara kandung, baik antar saudara kandung yang berjenis kelamin sama ataupun berbeda. Kompetisi ini diwarnai oleh rasa iri, cemburu, dan persaingan. Bersaing untuk mendapatkan sesuatu, seperti perhatian ibu, mainan baru, dan lain-lain. Bersaing bisa pula untuk membuktikan sesuatu, seperti menjadi yang paling berprestasi, paling disayang orangtua, paling banyak teman, dan lain-lain.
Persaingan antar saudara kandung dapat dilihat sejak ibu mengandung anak kedua. Beberapa anak pertama akan menunjukkan sikap senang dengan calon adik baru namun sebagian anak pertama mulai menunjukkan sikap makin rewel, menolak berpisah dengan ibu, dan lain-lain. Setelah anak kedua lahir, anak pertama melihat kasih sayang dan perhatian orangtua tercurah pada anggota baru di keluarga. Ia tidak lagi menjadi paling istimewa dan berkuasa. Ia kini harus berbagi dengan adiknya. Waktu bermainnya dengan ayah dan ibu berkurang, barang-barang lamanya digunakan oleh adik ‘baru’ ini, keinginannya tidak lagi paling diutamakan. Ini dapat memunculkan persaingan dengan adiknya tersebut demi mendapatkan perhatian dan kasih sayang orangtua.
Beberapa hal yang menyebabkan persaingan diantara kakak-adik, diantaranya:
1.Anak ingin menunjukkan bahwa mereka adalah individu yang utuh, yang berbeda dengan saudaranya.
2.Anak merasa tidak mendapatkan perhatian atau dispilin yanng setara dari orangtuanya
3.Anak tidak/belum tau cara yang positif untuk mendapatkan perhatian atau bagaimana memulai aktivitas yang menyenangkan dengan saudaranya. Misal Kakak lagi main mobilan, dan adik ingin ikutan. Tapi karena adik belum tau caranya, akhirnya direbut deh mainan mobilannya. Kakak marah, dan endingnya bisa berantem
Persaingan antar saudara kandung yang kurang diatasi dengan baik dapat berdampak pada diri anak sendiri, pada interaksi dengan orangtua, pada interaksi dengan saudara kandung, dan pada interaksi dengan lingkungan di luar keluarga. Dampak pada saudara kandung salah satu yang bisa jelas terlihat. Hubungan kakak dan adik bisa renggang, malah saling bermusuhan padahal saudara kandung bisa menjadi sumber dukungan, tempat berbagi, dan teman yang baik. Tidak hanya interaksi di dalam keluarga, interaksi anak dengan lingkungan luar pun bisa terganggu. Di sekolah mungkin saja anak kurang bergaul, beberapa kali bertengkar dengan teman sekelas, kurang bisa menyesuaikan diri, dan sebagainya.
Tips dan trik mengatasi sibling rivaly pada anak:
- Menghargai keunikan setiap anak. Salah satu perilaku yang cukup sering dilakukan orangtua adalah membanding-bandingkan, tidak selalu pakai kata “lebih dari” atau “kurang dari”, misalnya: “kakak kamu itu gak pernah ngerepotin mama”, “contoh dong adik kamu, juara terus di kelas”. Maksud orangtua mungkin untuk memotivasi anak supaya lebih baik, tetapi disadari atau tidak, ini pelan-pelan dapat menumbuhkan rasa iri dan tidak suka pada saudara kandungnya. Anak-anak jadi saling berusaha merebut perhatian atau pengakuan dari orangtua atau sebaliknya malah menjauh dari keluarga. Setiap anak perlu mendapat penghargaan akan keunikan pribadinya.
- Memberi perhatian dan kasih sayang yang proporsional untuk setiap anak. Bersikap adil pada setiap anak, tidak hanya perhatian, penerapan disiplin juga ada porsinya untuk setiap anak. Menghindari adanya ‘anak favorit ayah’ atau ‘anak emas ibu’ akan membantu setiap anak merasa dipedulikan dan disayangi.
- Mengakui dan menerima perasaan setiap anak, termasuk perasaan kesal atau marah. Wajar jika anak-anak merasa kesal pada orangtua atau saudara kandungnya. Mengabaikan begitu saja perasaan mereka akan menyakiti mereka. Mengakui perasaan anak saat itu tanpa menghakimi benar atau salah akan membantu anak belajar menguasai emosinya.
- Menangani konflik antar saudara kandung dengan bijak. Saat anak-anak bertengkar, orangtua sebaiknya tidak segera ‘lompat’ mengatasi masalah. Biarkan mereka berusaha menyelesaikan dulu. Jika orangtua intervensi, sebaiknya orangtua tidak membela yang satu dan menyalahkan yang lain.
Perdebatan antar saudara mungkin tidak dapat dihindari tetapi bisa diatasi dengan cara yang benar dari orangtua. Memiliki hubungan yang mendalam dan bermakna dengan saudara kandung akan menjadi salah satu dukungan utama saat setiap orang mengalami kesulitan, tantangan, dan perubahan hidup.