Terdapat banyak hal yang membuat stres pada karyawan dalam bekerja. Diantaranya, tidak betah dengan kondisi lingkungan yang disebabkan tempat yang kurang nyaman atau terdapat masalah pada teman dan atasannya. Merasa kurang berkembang bekerja di perusahaan tersebut, karena tidak ada tempat untuk menyampaikan pendapat, kritik dan saran.
Umumnya, pada setiap pegawai memiliki keinginan untuk dapat mengembangkan potensi diri di tempat kerja. Mereka menyampaikan setiap pendapat untuk memberikan kontribusi terbaik pada setiap masalah pekerjaan yang sedang dihadapi. Kemudian memiliki semangat serta antusias untuk mencurahkan apa yang dimiliki untuk kepentingan pekerjaan atau perusahaan. Kondisi diri yang positif, penuh semangat dan penuh makna, sebagai keadaan kerja yang berhubungan dengan pikiran yang ditandai dengan vigor (semangat), dedication (dedikasi), dan absorption (penyerapan). Merupakan pengertian dari work engagement menurut Schaufeli, Salanova, Gonzalez-Roma dan Bakker (2002).
Namun, jika kondisi semangat dalam bekerja tidak ada dan merasa tidak mampu mengerjakan tugas- tugas dari perusahaan. Perilaku tersebut tidak hanya merugikan diri sendiri akan tetapi ,perusahaan juga mengalami kemunduran karena tidak adanya perilaku work engagement dari karyawannya.
Jadi, bagaimana mengembangkan perilaku work engagement pada karyawan?
Terdapat beberapa cara mengembangkan perilaku work engagement pada karyawan, diantaranya:
- Motivasi Personal. Ini hanya bisa ditemukan dari dalam diri karyawan. Membuat diri sendiri menjadi lebih bermakna, menjadikan diri sendiri lebih nyaman untuk menikmati hidup sekalipun banyak masalah yang harus dihadapi. Motivasi personal biasanya didapat dari keluarga atau impian yang hendak dicapainya.
- Lingkungan yang efisien. Bekerja dalam “atmosfer” tidak menganggu aktivitas agama, tidak mendapat pressure yang tidak wajar, dan mendapat benefit atau timbal balik yang setimpal. Itulah salah satu ciri dari lingkungan yang efisien. Lingkungan yang nyaman dari segi tempat, hubungan pertemanan dan hubungan dengan atasan yang dijalani secara baik.
- Keterlibatan dalam improvement. Seorang karyawan akan merasa dianggap kehadirannya ketika bisa mengungkapkan isi pikirannya. Baik itu keputusan ataupun ide yang bisa berkembang untuk kemajuan perusahaan atau organisasi. Memberi kesempatan pada karyawan untuk mengeluarkan pendapat, kritik dan saran. Kesempatan improvement karyawan harus selalu diasah untuk meningkatkan kepercayaan terhadap karyawan.
- Psychological well-being. Ryff (1995) mendefinisikan sebagai pencapaian kesempurnaan yang merepresentasikan realisasi potensi individu yang sesungguhnya. Secara sederhana, karyawan mengetahui potensi dirinya dan diarahkan untuk berkembang sesuai potensi yang dimiliki. Terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru.
Karyawan memiliki hubungan yang penting bagi kemajuan suatu perusahaan atau organisasi. Agar tercapai target perusahaan, salah satunya adalah memiliki karyawan yang mempunyai semangat, dedikasi dan komitmen dalam bekerja. Perilaku tersebut pengertian dari work engagement. Work engagement merupakah hal yang penting ada bagi setiap pegawai di dalam menyelesaikan pekerjaan.